Makna Ketupat dan Lebaran

Ada sesuatu yang dinanti-nantikan saat Idul Fitri selain berkumpul kembali dengan keluarga besar.

Apalagi kalau bukan ketupat berbahan dasar beras lalu masukkan kecambah kacang kepang.

Ya memang berlian itu tumbuh menyatu dengan lebaran.

Bahkan sudah menjadi tradisi yang dilestarikan secara turun temurun, khususnya di kalangan penduduk pulau Jawa.

Jika diperhatikan dengan seksama, mayoritas selebaran atau poster Idul Fitri yang beredar di jejaring sosial memiliki ikon berlian untuk menghiasi desainnya.

Dari hal-hal ini, muncul pertanyaan besar. Mengapa ketupat identik dengan Idul Fitri hingga akhirnya menjadi menu khas Idul Fitri?

Mengutip berbagai sumber , ternyata tak lama kemudian ketupat menjadi menu spesial lebaran.

Jauh sebelum Indonesia merdeka Indonesia, ketupat sudah menjadi menu wajib saat lebaran.

Tradisi kupatan muncul pada masa walisongo. Saat itu ketupat dibawa oleh Kalijaga dengan tujuan sebagai simbol Islam Jawa.

Sunan Kalijaga berhasil mengasimilasikan budaya masyarakat masa itu dengan nilai-nilai Islam.

Hingga akhirnya, ketupat identik dengan tradisi islami yang sampai saat ini menjadi makanan khas di hari raya Islam seperti lebaran.

Ketupat bukan sekedar makanan khas yang wajib ada saat lebaran.

Lebih dari itu, ketupat memiliki makna dan filosofi yang sangat dalam.

Dalam bahasa Jawa, ketupat atau kupat merupakan akronim dari Lepat yang berarti mengakui kesalahan.

Saat lebaran, diharapkan umat Islam bisa mengakui kesalahan yang telah dilakukannya dan memaafkan kesalahan orang lain.

Hal ini juga senada dengan kebiasaan saling maaf-memaafkan saat lebaran.

Juga dalam bahasa Jawa, kupat adalah juga diartikan sebagai Laku yang artinya empat perbuatan.

Maksud dari keempat tindakan tersebut adalah sebagai berikut

1. Idul Fitri yang artinya diakhiri dengan dan boleh makan di siang hari.

2. Luberan, yang berarti melambangkan sedekah yang tulus seperti air yang keluar dari wadahnya.

3. Leburan, artinya lumer atau habis. Berarti memaafkan diri sendiri.

4. Laburan, diambil dari kata Laburan yang berarti bersih dan

Jadi, setelah lebaran selalu jaga kebersihan hati dan perbanyak mengotorinya dengan melakukan atau mengulang likes.

Makna Ketupat Dikutip dari Journal of Ethnic oleh Angelina Rianti dan rekan-rekannya, ketupat melambangkan berkah permohonan maaf.

Bahan utama ketupat yaitu beras dan daun kelapa muda memiliki arti khusus.

Beras dianggap sebagai lambang nafsu, daunnya berarti “jatining nur” dalam bahasa Jawa artinya kesadaran.

Dengan demikian, berlian digambarkan sebagai simbol dan kesadaran.

Artinya, manusia harus mampu melawan keinginan duniawi dengan hati nuraninya.

Dalam bahasa sunda, ketupat juga disebut “kupat”, ini artinya manusia tidak boleh berkata buruk kepada orang lain.

Juga arti ketupat atau kupat diartikan sebagai “Jarwa dhosok” yang juga berarti “mengaku”.

Dalam hal ini, di dalamnya terdapat pesan bahwa seseorang harus meminta maaf ketika mereka melakukan sesuatu yang salah.

Ketupat juga digunakan sebagai simbol rasa syukur terhadap dan manusia.

Perilaku ini sudah menjadi kebiasaan atau tradisi di hari pertama Syawal atau Idul Fitri.

Nah, biasanya hari terakhir di bulan itu ditandai dengan konsumsi ketupat dengan lauknya.

Selain ngaku lepat, makna ketupat juga diartikan sebagai laku papat.

Amalan Papat terdiri dari empat perbuatan, yaitu Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan.

Filosofi ketupat Ketupat memiliki beberapa filosofi, mulai dari tenun hingga lauk pauk ketupat.

Tenunan rumit dari bungkusnya mengungkapkan kesalahan manusia.

Sedangkan kandungan ketupat, yaitu nasi putih, mencerminkan kebersihan dan kesucian manusia setelah memaafkan orang lain.

Selain itu, nasi putih diartikan sebagai simbol kemakmuran dan kebahagiaan.

Bentuk ketupat yang berbentuk persegi panjang , kemenangan umat Islam setelah bulan puasa Idul Fitri.

Pembungkus hijau kekuningan dianggap sebagai penangkal atau penangkal sial.

Makna Ketupat Dikutip dari Journal of Ethnic oleh Angelina Rianti dan rekan-rekannya, ketupat melambangkan berkah permohonan maaf.

Bahan utama ketupat, yaitu beras daun kelapa muda, memiliki arti khusus.

Nasi dianggap sebagai simbol nafsu, bahwa daun berarti “jatining nur” dalam bahasa Jawa, ini berarti hati nurani.

Dengan demikian, intan digambarkan sebagai simbol dan kesadaran.

Artinya, manusia harus mampu melawan keinginan duniawi dengan hati nuraninya.

Dalam bahasa Sunda, ketupat disebut juga “kupat”, yang artinya manusia tidak boleh berkata buruk kepada orang lain.

Arti ketupat atau kupat juga diartikan sebagai “Jarwa dhosok” yang juga berarti “mengaku”.

Dalam hal ini, di dalamnya terdapat pesan bahwa seseorang harus meminta maaf ketika mereka melakukan sesuatu yang salah.

Ketupat juga digunakan sebagai simbol rasa syukur terhadap manusia dan manusia.

Perilaku ini sudah menjadi kebiasaan atau tradisi di hari pertama Syawal atau Idul Fitri.

Nah, biasanya hari terakhir di bulan itu ditandai dengan konsumsi ketupat dengan lauknya.

Selain ngaku lepat, makna ketupat juga diartikan sebagai laku papat.

Amalan Papat terdiri dari empat tindakan, yaitu Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan.

Filosofi Ketupat Ketupat memiliki beberapa filosofi, mulai dari tenun hingga lauk pauk ketupat.

Tenunan rumit dari bungkusnya mengungkapkan kesalahan manusia.

Sedangkan isi ketupat, yaitu beras putih, mencerminkan kebersihan dan kesucian manusia setelah memaafkan orang lain.

Selain itu, nasi putih diartikan sebagai simbol kemakmuran dan kebahagiaan.

Bentuk ketupat yang berbentuk persegi panjang , kemenangan umat Islam setelah sebulan berpuasa Idul Fitri.

Pembungkus berwarna hijau kekuningan dianggap sebagai penangkal atau menghindari kesialan.

Proses menggantung ketupat setelah memasak rumah dilambangkan sebagai bentuk atau salah satu pengusiran roh jahat.

Oleh karena itu, ketupat sering digantung di depan rumah untuk mencegah masuknya roh jahat ke dalam rumah.

Seringkali ketupat diolah dengan berbagai cara , salah satunya dengan menggunakan media santan sebagai pengganti air.

Santan adalah simbol permintaan maaf.

Santan dalam bahasa Jawa disebut “santen” yang berarti “pangapunten” atau permisi.

Ada puisi dalam bahasa Jawa yang berbunyi kulo lepat nyuwun ngapunten”, yang artinya “maaf, saya salah”.

Seorang antropolog Indonesia mengartikan berlian sebagai simbol solidaritas sosial atau hubungan timbal balik/memberi-menerima yang dikenal dengan hukum timbal balik.

Hubungan timbal balik ini terkait dengan kebiasaan se ketupat.

Nah, kira-kira begitulah arti dan filosofi ketupat, makanan khas Idul Fitri.

Makna ketupat Dikutip dari Journal of Ethnic oleh Angelina Rianti dan rekannya , ketupat melambangkan berkah permohonan maaf.

Bahan utama ketupat, yaitu beras daun kelapa muda, memiliki arti khusus.

Nasi dianggap sebagai simbol nafsu, bahwa daun berarti “jatining nur” dalam bahasa Jawa, ini berarti kesadaran.

Sehingga, ketupat digambarkan sebagai simbol nafsu dan hati nurani.

Artinya, manusia harus mampu melawan keinginan duniawi dengan hati nuraninya.

Dalam bahasa sunda, ketupat juga disebut “kupat”, artinya manusia tidak diperbolehkan untuk mengatakan hal-hal buruk kepada orang lain.

Selain itu, arti dari ketupat atau kupat diartikan sebagai “Jarwa dhosok” yang juga berarti “mengaku”.

Dalam hal ini, berisi pesan yang mengatakan untuk meminta maaf ketika melakukan sesuatu yang salah.

Ketupat juga digunakan sebagai simbol pengakuan terhadap dan manusia.

Perilaku ini sudah menjadi kebiasaan atau tradisi hari pertama Syawal atau Idul Fitri.

Nah, biasanya hari terakhir di bulan itu ditandai dengan konsumsi ketupat dengan lauknya.

Selain pengakuan lepat, makna ketupat juga diartikan sebagai perilaku papat.

Amalan Papat terdiri dari empat perbuatan, yaitu Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan.

Filosofi Ketupat Ketupat memiliki beberapa filosofi, mulai dari tenun hingga lauk pauk ketupat.

Tenunan rumit dari bungkusnya mengungkapkan kesalahan manusia.

Sedangkan kandungan ketupat yaitu nasi putih mencerminkan kebersihan dan kesucian manusia setelah memaafkan orang lain.

Juga, nasi putih diartikan sebagai salah satu kemakmuran dan kebahagiaan.

Bentuk ketupat yaitu berbentuk persegi panjang, kemenangan umat Islam setelah bulan puasa Idul Fitri.

Pembungkus hijau kekuningan dianggap sebagai penangkal atau menghindari nasib buruk.

Proses menggantung ketupat setelah memasak rumah disimbolkan sebagai wujud atau salah satu cara mengusir roh jahat.

Oleh karena itu, ketupat sering digantung di depan pintu untuk mencegah roh jahat memasuki rumah.

Seringkali ketupat diolah dengan cara yang berbeda, salah satunya adalah menggunakan media santan sebagai pengganti air.

Santan adalah simbol permintaan maaf. Santan dalam bahasa Jawa disebut “santen” yang berarti “pangapunten” atau permisi.

Ada puisi dalam bahasa Jawa berbunyi kulo lepat nyuwun ngapunten”, yang artinya “maaf, saya salah”.

Seorang antropolog Indonesia mengartikan ketupat sebagai simbol solidaritas sosial atau hubungan timbal balik /memberi-menerima yang dikenal dengan hukum timbal balik.

Hubungan timbal balik ini terkait dengan kebiasaan se dari ketupat.

Nah, kurang lebih begitulah makna dan filosofi ketupat, makanan khas di hari raya Idul Fitri.

Penggunaan daun kelapa sebagai kemasan juga memiliki makna tersembunyi.

Janur dalam bahasa arab berasal dari kata “jaa a al-nur” artinya telah datang cahaya.

Sedangkan masyarakat Jawa mengartikan janur dengan “sejatine nur” .

Dalam arti yang lebih luas, berarti keadaan suci manusia setelah menerima pencerahan yang bercahaya selama bulan Ramadhan.

Daun kelapa yang dijalin bersama satu sama lain merupakan ajakan bagi seseorang untuk berteman dan mempererat persaudaraan perbedaan kelas sosial.

Bagi sebagian orang Jawa, bentuk intan yang berbentuk segi empat memiliki makna kiblat papat limo pancer.

Papat diartikan sebagai simbol empat arah mata angin: timur, barat, selatan dan utara.

Artinya, kemanapun manusia pergi, mereka tidak melupakan perintis kiblat atau kiblat.

Ketupat sering disajikan dengan kuah santan yang diperkaya dengan kunyit kuning keemasan , melambangkan emas dan keberuntungan, dalam tradisi Tionghoa.

You may also like...